Breaking News

Tidak ada Askses Pendidikan dan Kesehatan di Kampung Inoduas membuat warga setempat merasa kecewa karena tidak sekolahkan anak mereka

Foto: Kampung Inoduas
Manokwari, AN - Kampung Inoduas yang beralamat di distrik pantai Utara (pantura) kabupaten Manokwari ini sangat mempriatinkan dengan akses pendidikan pada kampung itu. Sejak dibukanya kampung Inoduas pada tahun 2002 hingga saat ini tidak ada akses pendidikan sama sekali, seperti pendidikan usia dini (PAUD) pada jumlah penduduk kampung itu sebanyak 20 kepala keluarga (KK) atau 120 jiwa yang berdomisili di kampung tersebut. Jumlah penduduk anak2 yang semakin banyak membuat para orang tua anak merasa gelisa untuk mensekolahkan anak mereka karena anak usia PAUD di kampung Inoduas sangat banyak namun tidak ada pelayanan PAUD sehingga orang tua anak merasa kecewa karena enak2 tidak berpendidikan.

Kampung Inoduas yang berjarak kurang lebih 5 kilometer dari kelurahan Amban ini masi terdapat banyak kendala di masyarakat, salah satunya adalah terbatasnya akses pendidikan dan kurang ada pelayanan kesehatan yang maksimal sehingga masyarakat setempat masi mengalama kendala. Masalah pendidikan dan kesehatan pada kampung itu tidak ada sama sekali padahal kampung Inoduas berada di pinggiran kota Manokwari.

Dari hasil penelitihan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Papua tahun 2019 pada kampung Inoduas menghimpun sejumlah data terkait KKN dan salah satunya adalah masalah pendidikan dan kesehatan di kampung itu masih menjadi persoalan serius yang dihadapi oleh warga setempat. Iwan Prasetya selaku ketua kelompok KKN di kampung itu mengaku ada banyak masalah yang dihadapi oleh warga setempat terurama akses pendidikan dan kesehatan ini belum ada sama sekali. Dia mengatakan mahasiswa KKN akan membantu masyarakat untuk membimbing anak2 selama masa KKN dua bulan di kampung itu. Kami akan bimbing dan mengawasi mereka supaya anak2 di kampung Inoduas bisa belajar. Selain itu juga akan membantu para aparat kampung setempat untuk mendorong dilemahnya aparat dalam menjangkau semua persoalan ini, jelas Iwan.

Marni Suratno salah satu orangtua anak mengaku kecewa dengan kondisi yang terus terjadi di kampung itu karena sangat miris lihat anak mereka tidak berpendidikan PAUD. Kami merasa sangat kecawa sekali karena anak2 kita tidak sekolah sampai umur PAUD habis dan kami mo daftar anak2 ke SD di Amban tapi anak2 ini belum dibekali dari PAUD sehingga daya penangkapan anak2 ini masih lemah, ungkap Marni dengan nada yang kesal. Marni juga berharap masalah ini ada masalah yang serius dihadapi oleh masyarakat di kampung Inoduas sehingga perlu ada perhatian dari pemerintah daerah kabupaten Manokwari untuk menyediakan akses pendidikan di kampung tersebut. Kami berharap bapak bupati bisa bantu kami dengan membuka akses pelayanan pendidikan PAUD dan kesehatan karena dua faktor masalah ini yang menjadi kendala utama yang dihadapi masyarakat kampung Inoduas saat ini, tutur Marni.

Sementara sekretaris kampung Inoduas Mesak Dowansiba mengaku, untuk soal pendidikan dan kesehatan memang menjadi kendala utama dari kampung tersebut. Mesak mengatakan untuk kesehatan sudah ada rumah pos Yandu yang dibangun melalui dana Desa tetapi tidak ada pelayanan dari petugas kesehatan dari puskesmas Amban atau pun dari dinas kesehatan, begitu pula akses pendidikan di kampung itu pun tidak ada. Lanjut Mesak, sudah ada bangunan yang disiapkan oleh pemerintah kampung baik pos yandu maupun taman baca PAUD tetapi tidak ada petugas yang datang melayani di kampung itu, ungkap Mesak. Dirinya selaku sekretaris kampung berharap pemda Manokwari bisa ada perhatian khusus kepada kampung Inoduas. Jelas Mesak.

Akses pendidikan dan kesehatan di kampung Inoduas perlu butuh perhatian dari pemda Manokwari.(AN-JM)

No comments